skaten yang berlokasi di alun-alun utara adalah tempat kita pertama kali bertemu. saat itu hujan sedang mengguyur jogja, dan saat itu pula aku bertemu denganmu. dengan kaos berlengan panjang berwarna coklat, celana panjang jeans hitam, sepatu berwarna hitam. pertama kali aku berjabatan tangan denganmu untuk perkenalan aku merasakan ada sesuatu yang membuat ingin lebih mengenalmu. wajahmu yang cakep telah membuat aku jatuh hati padamu, dengan potongan rambut yang biasa membuat aku semakin jatuh hati padamu. kamu mengulurkan tanganmu untuk kita berkenalan. namun suara musik di skaten membuatku tidak bisa mnedengarkan suaranya saat menyebutkan namanya, rupanya dya juga sama tidak mendengarkan saat aku menyebutkan namaku. setelah itu kami hanya menunggu hujan reda, namun hujan tak kunjung reda juga saat itu. akhirnya aku, deta, ander dan dya memutuskan untuk tetap pulang walaupun dengan keadaan hujan. aku boncengan dengan deta, dan ander boncengan dengan dya. sebelum pulang kita nganter deta dulu pulang ke kosnya, setelah itu baru deh aku pulang.
"kalian mau temani aku pulang?" tanyaku
"iyalah, sama kamu harus pulang sendir. lagian sudah malam" jawab ander
"iyaudh, tapi kamu yang bawa motorku ya ander?" kataku dengan muka melas a
"oke, tapi kamu ikut Rio ya. biar aku yang bawa motormu" jelasnya
"oh, namanya Rio to" lirihku dalam hati saat berjalan menuju motor rio
yaa ampun gak pernah aku ngerasain deg-degan gini saat pertaman ketemu cowok. ada apa ini sebenarnya, apa jangan-jangan aku jatuh cinta sama dia. astaga apaan sih masa secepat itu, tapi rasa ini bikin aku salah tingkah. dan rasa deg-degan ini masih terus terasa. aku benar-benar jatuh cinta lagi, ya jatuh cinta pada padangan pertama. eits, aku gak mau terbawa perasaan, aku gak mau sakit untuk kesekian kalinya. aku mau benar-benar selektif dengang yang satu ini.
"hey, hey" suara rio membuatku sadar dari lamunanku
"eh, iya kenapa?" jawabku dengan nada malu
"nama kamu tadi siapa?" tanya rio
"selma, kamu?" tanyaku juga walaupun aku sudah tau nama dia
"rio" jawabnya
"oh, sekolah dimana?" tanyaku
"pengudi luhur" jawabnya
"kelas?" tanyaku lagi
"satu tapi aku kelahiran tahun 96" jawabnya
"ha, pucuk? oh god aku di kenalin sama pucuk. ander gimana sih, berarti aku jatuh cinta sama pucuk? cinta pada pandangan pertama sama pucuk? ehm tapi apa masalahnya toh kalau dia rasa yang sama kayak aku malah bagus dong. lagian dia kan seumuran sama aku, cuma dia telat sekolah aja." perdebatan dalam pikiranku sendiri
terasa sudah sampai dirumahku, dan yang aku sesali hanya iu saja percakapan kami. gimana aku bisa dekat dengan dia, no aja gak punya. ya tuhan apaan sih kok aku jadi ngebet gini sih sama si pucuk.
"selma kita jalan dulu ya, udh malem nih" kata ander
"oh iya, makasih yaa" katanya dengan tersenyum
Bersambung.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar